SATE BLATTER PURBALINGGA

Bagi orang luar daerah seperti saya, saat pertama kali berkunjung ke desa Blater, yang pertama menempel di kepala adalah soal nama yang terasa aneh. Namun seiring waktu sudah menjadi biasa. Desa ini tempat tinggal keluarga suami yang berasal dari daerah Purbalingga, Banyumas. Dahulu menurut ibu mertua, desa ini relatif sepi namun sekarang sudah jauh bertambah ramai karena berada di jalur jalan raya Purbalingga-Purwokerto yang cukup padat. Sekarang di Blater sudah ramai dengan keberadaan kantor pos, mini markeT.

Sebenarnya masih ada satu lagi kepopuleran desa Blater yang tidak kalah, yakni soal kuliner berupa Sate Ayam Blater. Memang tidak banyak orang yang tahu akan kuliner ini karena tidak ada warung sate yang buka menjual sate Blater ini. Memang ini uniknya juga. Sate ini hanya dijajakan secara berkeliling oleh beberapa orang yang memang bertempat tinggal dan menyiapkan segala persiapan berjualan dari desa Blater ini. Sate Blater ini biasa diedarkan keliling dengan menggunakan angkringan gendong dan kemudian akhirnya mangkal di jalan protokol di kota Purbalingga. Jarak Blater ke Purbalingga relatif tidak jauh sekitar 5 kilometer, jadi mungkin para penjualnya masih kuat memanggul angkringannya itu. Kalau sekarang sih sudah dimodifikasi dengan menggunakan bantuan sepeda atau sepeda motor. Mengingat asal penjualnya dari desa Blater inilah maka sate ini dikenal dan populer dengan sebutan sate Blater.

Banyak orang yang memerlukan sate dalam jumlah besar, sering datang langsung ke rumah penjual ini untuk membeli di sana. Kalau tidak mau menunggu lama, mungkin paling enak pesan dulu untuk diambil jam berapa atau untuk hari kapan. Pemesan tinggal menyebutkan jumlah sate yang dipesan dan memberi uang muka seperlunya, kemudian tinggal kembali lagi nanti untuk mengambil pesanannya tersebut.

Lokasi rumah penjual sate Blater ini relatif masuk di dalam kampung tetapi mudah dicari. Dari jalan raya desa Blater ini, sampai di simpang pertigaan SD Negeri Blater atau sekarang kampus Unsoed itu masuk ke arah dusun Blater Endep (kidul). Setelah lewat lapangan terus masuk kampung dan sekitar jarak 150 meter ada pertigaan kecil belok kiri. Lebih mudahnya di situ tanya saja tempat sate Blater ini mesti orang setempat akan menunjukkan. Rumah ini berdekatan dengan rumah sinden Nyatni yang sangat terkenal di daerah Purbalingga.

Sate Blater sebenarnya mirip dengan sate ayam biasa, namun ada rasa yang khas karena dagingnya empuk dan rasa bumbu satenya yang mantap. Sate ini menggunakan daging ayam kampung yang diramu khusus dengan bumbu-bumbu dapur sebelum dibakar. Daging ayam yang telah dipotong kecil-kecil kemudian dimasukkan ke dalam ramuan bumbu dan dibiarkan beberapa lama sehingga bumbu meresap ke dalam daging. Setelah itu, potongan daging ditusuk dengan menggunakan tusuk sate yang menggunakan lidi kelapa. Satu tusuk berisikan empat potong irisan daging ditambah satu potong bagian kulit. Potongan kulit ini ditambahkan agar saat sate terbakar dapat membantu pematangan karena ada lemak yang menetes serta memberi aroma sate yang khas.

Sate dibakar dengan menggunakan arang kayu yang cukup panas. Jadi perlengkapan tukang sate ini yang khas adalah berupa kipas persegi panjang dari belahan bambu untuk menjaga arang kayu tetap membara. Kalau di rumah sih, sekarang mereka menggunakan kipas angin listrik yang lebih praktis, walaupun kipas bambu ini tetap digunakan.

Satu yang khas lagi dari sate Blater ini adalah bumbunya. Bumbu sate yang digunakan terasa mantap dengan aroma bumbu kacang yang diberi cabai, bawang dan kunyit dengan gula merah. Jadi setelah diberi air panas untuk dibuat bumbu cair dan kemudian disiramkan ke sate yang telah dibakar, maka akan terasa menggiurkan di mata. Terlebih setelah dimakan, jauh lebih enak lagi terasa di lidah. Kacang tanah pada bumbu sate yang digunakan memang tidak digiling halus jadi dapat memberikan rasa gurih saat disantap. Enak pokoknya, atau kalau pakai istilah orang sana itu Nyamleng pokoknya…..


Usman Janatin City Park, Purbalingga

L O V E! Rangkaian abjad tersebut tersusun rapih di depan pintu masuk Usman Janatin City Park. Ngga hanya itu, lambang LOVE juga terpampang manis di antara abjad dengan warna yang cerah. Bisa diartikan, bahwa taman tersebut penuh cinta. Iyaaa, kaaaan?

Usman Janatin, adakah diantara Teman-teman yang mengenalnya? Jujur, aku NOL banget kalau ngomongin tentang orang-orang yang berjasa bagi tanah air, Indonesia. Seperti halnya Usman Janatin. Ngga banyak tahu latar belakang mereka, apalagi kisah detilnya. *ya nasiib* Makanya, aku senang dengan munculnya nama-nama tempat wisata atau apapun yang menggunakan nama pahlawan. Ngga hanya ingin sekadar tahu, tapi juga akan menambah daftar bacaan dan pengetahuan baru bagiku.

Membaca di beberapa situs online, blogdetik salah satunya, bahwa Usman Janatin adalah pahlawan nasional yang dihukum gantung di Singapura pada 17 Oktober 1968. Sebagai prajurit Angkatan Laut, Usman menjadi bagian dari prajurit perang yang dicanangkan pemerintah RI terhadap Malaysia kala itu. Dihukum gantung! Perjuangannya luar biasa banget.

Aku termasuk orang yang betah berlama-lama di taman hanya untuk sekadar menunggu bayangan Mamas Nicholas. Ngga heran, saat tahu ada Taman yang tergolong baru di Purbalingga, kota kelahiran Usman Janatin, aku mengajak Tante untuk duduk-duduk syantik di sana.

Taman yang lokasinya kurang lebih 1,5 km dari alun-alun Purbalingga, dulunya adalah ex pasar kota dengan luas kurang lebih 16.000 meter persegi. Berbeda dengan taman terbuka lainnya yang pernah aku singgahi, Taman Usman Janatin memiliki konsep yaitu taman rekreasi keluarga. Yups, rekreasi bersama keluarga dengan prinsip yang penting anak-anak senang!

Anak-anak bisa betah di taman ini karena ada wahana permaianan meski belum banyak. Empat permainan yang rutin beroperasi yaitu kereta mini, bom bom car, istana balon, happy swing, worm coaster dan sepeda roda tiga. Tiket wahana tersebut bisa dibeli di loket permaianan dengan harga mulai Rp 5.000-Rp 10.000 per wahana.

Saat itu, kami datang cukup pagi, kisaran pukul 10.00 WIB. Wahana permainan belum ada yang mulai beroperasi. Hanya nampak para karyawan yang santai bebersih di sekitar kawasan taman. Beberapa warung dan cafe juga belum ada yang dibuka. Kami benar-benar hanya narsis di sini, tanpa cemal cemil.

Setelah bertanya kepada salah satu penjaga wahana, ternyata taman mulai ramai pengunjung sekitar pukul 14.00 WIB. Pada jam tersebut, wahana sudah mulai dijalankan. Begitu juga dengan warungnya sudah mulai dibuka.

Untuk bisa masuk taman ini, pengunjung harus melewati portal yang berada di sebelah kiri kawasan taman. Portal tersebut merupakan pintu masuk sekaligus pintu keluar taman. Melalui portal, pengunjung cukup mengulurkan uang sebesar Rp 2.000 kepada penjaga untuk biaya parkir sepeda motor. Sedangkan biaya tiket masuk ngga ada.

Taman Usman Janatin yang dikelola dibawah manajemen Owabong memang mempunyai konsep taman rekreasi keluarga, namun ngga sedikit pengunjung remaja yang berdatangan. Termasuk kami, remaja unyu-unyu bathok. Kebanyakan, sih, anak sekolah. Sepulang Sekolah, mereka sengaja mampir Taman untuk menghabiskan siang, atau mengerjakan tugas di bawah tenda yang telah disediakan.

Selain wahana permainan, Taman ini juga menyediakan panggung hiburan untuk perform para pelajar dan juga umum saat akhr pekan tiba. Kata Mas Widi, salah satu karyawan, panggung hiburan selalu ramai meski hanya band indi yang mengisi.

WISATA JEMBATAN CINTA PURBALINGGA

Taman Cinta Talagening yang lokasinya memang berada di Desa Talagening, Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
 
Kalau saya perhatikan, keberadaan Taman Cinta Talagening ini sepertinya mirip-mirip dengan keberadaan Taman Cinta di Bandung yang berada di Barusen Hills Desa Cisondari, Kecamatan Pasirjambu, Bandung.

Lokasi Taman Cinta Talagening yang berada tidak jauh dari Jalan Raya Bobotsari – Pemalang menjadikan tempat wisata yang satu ini mudah untuk dijangkau.

Apalagi lokasinya memang ada di pinggir jalan, berdiri di atas tanah seluas sekitar 2000 meter.
Gak jauh dari Taman Cinta Talagening, ada juga Curug Ciputut yang ada di Desa Talagening ini juga. Curug Ciputut adalah salah satu dari sekian banyak air terjun yang ada di Purbalingga.

Harga tiket masuknya masih murah banget, cuma 3 ribu rupiah sudah termasuk parkir, disesuaikan dengan fasilitas yang ada di Taman yang memang belum terlalu banyak.

Sesuai dengan namanya, taman cinta, segala pernak-pernik yang ada di taman ini bernuansa love dari kolamnya, pernak-pernik yang digantung, tempat-tempat selfie, dan beragam fasilitas taman cinta lainnya.

Warna-warna yang dipilih juga merupakan warna-warna cerah seperti merah, kuning, hijau, biru, dan ungu, selaras dengan aneka macam tanaman yang ada di taman ini.
Mayoritas pengunjung Taman Cinta Desa Talagening merupakan anak-anak muda yang hobi foto-foto selfie.

Oh ya fasilitas yang ada di Taman Cinta Desa Talagening ini di antaranya ada ayunan, jungkat-jungkit, air mancur, kolam renang, dan ke depannya bakal dilengkapi juga dengan beraneka macam gazebo di taman serta toilet biar pengunjung makin nyaman.

KEBUN STROBERI PUBALINGGA



Purbalingga menyimpan potensi agrowisata yang mempesona. Daerah di utara kota ini yang merupakan kawasan perbukitan yang begitu cantik pemandangannya.

Salah satu obyek wisata  yang menarik adalah kebun stoberi (strawberry) di daerah Serang, Karangreja, Kabupaten Purbalingga. Kebun stroberi ini terletak 3 km ke arah barat dari Goa Lawa. Akses jalannya cukup sempit, namun sudah beraspal. Tidak semua jalannya mulus, ada jalan menanjak yang rusak sekitar 500 meter.

Asyik memang perjalanan menuju ke kebun stroberi Serang. Hawanya adem khas pegunungan. Banyak view-view bagus yang sayang untuk dilewatkan. Lokasinya berada di kaki gunung Slamet, dengan kontur perbukitan. Di Serang ini juga terdapat rute pendakian menuju Gunung Slamet lho. Jadi, yang gemar mendaki, bisa melalui rute ini.

Penduduk Serang sebagian besar menanam stroberi di lahan kosong sekitar rumah mereka. Mungkin mata pencaharian utama dari berkebun stroberi.

Kebun stroberi di Serang ini tidak kalah dengan kebun stroberi di daerah Bandung. Areanya luas di perbukitan. Salah satu kebun stroberi yang saya kunjungi adalah kebun stroberi Ozan. Di kebun ini kita bisa memetik sendiri, dengan tiket masuk Rp 15.000 per orangnya.

Selain bisa petik sendiri, juga bisa makan sepuasnya, gratis alias tidak bayar. Namun kalau mau dibawa pulang, harus ditimbang dulu, dan bayar lagi tentunya. Harga per ons-nya Rp 4.500,- Menurutku worth-lah dengan tiket dan harga stroberi segitu.

Sayangnya, waktu kita tiba di kebun storberi Ozan, buah stroberinya sudah habis. Habis dipetik pengunjung yang membludak, kata si penjaga kebun. Tidak semuanya habis, masih ada beberapa sisa-sisa buah di beberapa tanamannya. Namun ini menjadi keasyikan tersendiri, mencari buah stroberi yang tersembunyi di sela daun-daunnya.

Ada kepuasan dan kesenangan tersendiri ber-agrowisata di kebun stroberi Ozan, kita bisa refreshing menyegarkan pikiran. Tidak rugi kalau anda menuju kebun Stroberi Serang, di Purbalingga ini.
Oh ya, ada yang menarik di kebun stroberi Serang ini, yaitu penganan getuk Serang rasa stroberi, harganya Rp 10.000,- per pak-nya. Enak juga untuk oleh-oleh.

WISATA BUKIT MERTELU PURBALINGGA

Lokasi Bukit Mertelu Purbalingga - ada wisata baru di Purbalingga dengan spot unik ala ayunan langit di Lodge Maribaya. Nama tempat wisata baru tersebut adalah Bukit Mertelu. spot ini belum lama di buka, sekitar sebulan lalu dan kini sangat hits di instagram, terlebih lagi saat musim liburan seperti ini. Tak heran banyak yang penasaran dan bertanya-tanya rute Bukit mertelu Purbalingga ini.

Bukit Mertelu sendiri merupakan salah satu spot wisata perbukitan yang ada di Purbalingga, selain bukit Sendaren yang sudah dikenal lebih dahulu. Lokasi Bukit Mertelu ini mengadopsi beberapa spot selfie terkenal di daerah lain seperti Jogja, dan Bandung. Yups, dengan "gaya" wisata kekinian, bukit Mertelu menyajikan gardu pandang dengan panorama lanskap kota Purbalingga dari ketinggian. Selain itu ada banyak spot selfie kekinian seperti ayunan langit ala Lodge Maribaya, meskipun sebenarnya tidak terlalu ekstrim, namun memiliki angle yang pas untuk selfie sehingga terlihat seperti berayaun di ketinggian.


Selain gardu pandang dan spot selfie ayunan langit Purbalingga, Bukit Mertelu juga memiliki gazebo-gazebo unik, serta satu lagi spot selfie ala Bukit Jomblo Tulungagung yaitu berbentuk sarang burung. Wisata baru Purbalingga ini seolah ingin merangkum beberapa destinasi wisata di daerah lain, sehingga para traveler Purbalingga tak perlu jauh-jauh Berkeliling, hanya untuk mendapatkan foto selfie seperti itu karena di Purbalingga juga ada.

Bukit Mertelu terletak di ketinggian sekitar 1000 mdpl. Disebut Mertelu karena terdapat tiga bukit berpunukk-punuk yaitu Bukit Keroya, dan Bukit Muntang. Tempat wisata baru Purba;lingga ini snagat cocok untuk melihat sunsest. Lokasinya terletak di Desa Sangkanayu, Mrebet, Purbalingga. Jaraknya sekitar 35 km dari pusat Kota purbalingga. Pemandangan di atas Bukit Mertelu cukup mengagumkan karena bisa melihat Kota Purbalingga dan sekitarnya seperti Baturaden, Purwokerto, dan Gunung Sindoro. 

Untuk menuju ke Bukit Mertelu memang memerlukan perjuangan yang cukup ekstra. Disamping kita harus menempuh Rute Bukit Mertelu yang cukup ekstrim, karena jalannya naik turun dengan lebar aspal yang sempit, kita harus melakukan tracking sesampainya di tempat parkir. Traveler harus jalan kaki menuju puncak sekitar 15-20 menit. Rute menuju Bukit mertelu cukup masuk jalur arah  Purbalingga kota kemudian belok kiri di pertigaan Selaganggeng, Menuju agrowisata Serang. Sebelum masuk desa wisata Serang di Pondok Nangka, sudah ada petunjuk jalan ke Bukit Mertelu.

Untuk bisa menikmati keindahan di Bukit Mertelu dan juga foso selfie di spot ayuna langit Purbalingga, kita cukup membayar tiket masuk sebesar Rp. 5.000/orang saja. Selain itu untuk ongkos parkir hanya Rp. 2.000/motor dan Rp. 5.000/mobil.